Jenis - jenis rumah joglo

RUMAH JOGLO

Joglo adalah rumah adat masyarakat Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu :

  •     pendapa. 
Rumah limasan jawa

  •     pringgitan.
Rumah limasan jawa

  •     dalem.
  •     sentong.
  •     gandok tengen.
  •     gandok kiwo.

Bagian pendapa adalah bagian paling depan Rumah Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar bagi penghuninya. Seperti acara pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada acara syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.

Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi bagian pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.

Bagian Dalem adalah bagian tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.

Jenis Joglo

  1.     Joglo Limasan Lawakan (atau “Joglo Lawakan”).
  2.     Joglo Sinom
  3.     Joglo Jompongan
  4.     Joglo Pangrawit
  5.     Joglo Mangkurat
  6.     Joglo Hageng
  7.     Joglo Semar Tinandhu
  8.     Joglo Jepara
  9.     Joglo Kudus
  10.     Joglo Pati
  11.     Joglo Rembang

Penyebaran
Penyebaran di Pulau Jawa, karena kedekatan budayanya bangunan ini juga banyak ditemukan di Pulau Madura dan Pulau Bali.

Keistimewaan rumah joglo terletak pada empat tiang utama yang menyangga blandar tumpang sari. Bagian kerangka yang disebut brunjung yaitu bagian atas keempat tiang utama sampai ke bubungan, yang disebut molo atau suwunan. Oleh karenanya rumah joglo banyak membutuhkan kayu sebagai bahan bangunannya.

Sebagai fondasi (bebatur), dibuat dari tanah yang ditinggikan dan dipadatkan atau diperkeras, yang menurut istilah setempat disebut dibrug. Tiang rumah didirikan di atas ompak, yaitu alas tiang dari batu alam berbentuk persegi empat, bulat atau segi delapan. Pada mulanya rumah joglo hanya bertiang empat seperti yang ada di bagian tengah rumah joglo jaman sekarang. Selanjutnya joglo diberi tambahan pada bagian samping dan bagian lain, sehingga tiangnya bertambah sesuai dengan kebutuhan.

Pada rumah joglo juga terdapat beberapa hiasan yang berfungsi untuk memberi keindahan, yang diharapkan dapat memberi ketentraman dan kesejukan bagi yang menempatinya. Pada orang Jawa di Yogyakarta, hiasan rumah tersebut banyak diilhami oleh flora, fauna, dan alam. Pada alas tiang yang disebut umpak, biasanya diberi hiasan terutama umpak pada soko guru.Hiasan tersebut berupa ukiran bermotif bunga mekar, yang disebut Padma. Padmaadalah bunga teratai merah sebagai lambang kesucian, kokoh dan kuat yang tidak mudah tergoyahkan oleh segala macam bencana yang menimpanya.

Ragam hias lung-lungan merupakan ragam hias yang paling banyak dijumpai. Lung-lungan berarti batang tumbuh-tumbuhan melata yang masih muda. Hiasan ini biasanya diukirkan pada kayu, banyak mengambil gambar bunga teratai, bunga melati, daun markisa dan tanaman lain yang bersifat melata. Semua hiasan itu memberi arti ketentraman, di samping sifat wingit dan angker.

Ragam hias saton dan tlacapan merupakan dua kesatuan yang tidak terpisahkan, memberi arti persatuan dan kesatuan.

Ragam hias nanasan, mengambil contoh buah nanas yang penuh duri, melambangkan bahwa untuk mendapat sesuatu yang diinginkan, harus mampu mengatasi rintangan yang penuh duri.

Ragam hias yang banyak bernuansa fauna banyak mengambil gambar burung garuda, ayam jago, kala, dan ular. Burung garuda merupakan jenis burung yang paling besar yang mampu terbang tinggi di angkasa, melambangkan pemberantas kejahatan. Biasanya ragam hias garuda dipadukan dengan ragam hias ular, karena ular mempunyai unsur jahat.

Ragam hias jago yang mengambil gambar ayam jago, memiliki arti penghuni rumah mempunyai andalan pada berbagai bidang, baik anak laki-laki maupun perempuan, sebab andalan itu merupakan kebanggaan seluruh keluarga.

Ragam hias perwujudan alam berupa gunung, matahari, dan sebagainya.

Ragam hias gunungan berarti hiasan yang bentuknya mirip dengan gunung.

Gunungan merupakan lambang alam semesta dengan puncaknya yang melambangkan pula keagungan dan keesaan. Sedangkan kayon atau pohonnya melambangkan tempat berlindung dan ketentraman. Dengan demikian ragam hias tersebut memberi arti bahwa keluarga yang menempati rumah itu dapat berteduh dan mendapatkan ketentraman, keselamatan serta dilindungi Tuhan Yang Maha Kuasa.

Ragam hias praba berarti sinar, mengandung arti menyinari tiang-tiang yang terpancang di rumah tersebut, sehingga dapat menyinari rumah secara keseluruhan.

Ragam hias mega mendhung berarti awan putih dan awan hitam. Mega mendhungmelambangkan dua sisi yang berbeda, seperti ada siang ada malam, laki-laki dan perempuan, baik dan buruk, tegak dan datar, hidup dan mati dan sebagainya. Dengan demikian ragam hias tersebut mengandung makna bahwasannya manusia dalam hidup di dunia ini harus selalu ingat bahwa di dunia ini ada dua sifat yang sangat berbeda, oleh karenanya setiap manusia harus mampu membedakan keduanya dan mana yang lebih bermanfaat dalam hidup sebagai pilihan.

sumber:
wikipedia
http://pay-pal-indonesia.blogspot.com